Polisi Tulungagung Amankan 20 Pengedar Narkoba dan Miras Ilegal

Tulungagung - Kepolisian Resort Tulungagung mengamankan 20 tersangka pengedar narkotika, obat keras dan minuman keras ilegal.  Dalam kasus narkotika terdapat dua jaringan berbeda yang berhasil dibongkar. 

Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia, mengatakan puluhan pelaku tersebut dengan rincian 12 orang dari kasus narkotika, 5 tersangka dari kasus obat keras berbahaya dan tiga tersangka dari kasus minuman keras. 

"Untuk kasus narkotika, kami berhasil mendapatkan barang bukti totalnya 9,17 gram sabu, sejumlah alat isap dan alat komunikasi. Mereka ini dari dua jaringan yang berbeda, yakni kasus Ngunut dan wilayah kota," kata Eva Guna Pandia, Rabu (30/10/2019). 

Sedangkan barang bukti lain diantaranya ratusan botol miras dari berbagai jenis dan merek, telepon genggam, pipet, 1.000 butir pil koplo dan sejumlah yang tunai.  

Pengungkapan puluhan tersangka tersebut dilakukan Satuan Reserse Narkoba selama satu bulan berakhir. Pandia mengakui dengan hasil ungkap itu, kasus penyalahgunaan narkotika di wilayah Tulungagung masih marak. 

"Dari evakuasi sebulan ini, pengguna narkoba di Tulungagung cukup tinggi. Kami dari kepolisian sudah melakukan berbagai upaya mulai pencegahan hingga represif," ujarnya. 

Seluruh satuan terkait di Polres Tulungagung telah berupaya untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba tersebut. Diantaranya pembinaan oleh Satbinmas dan BKTM di masing-masing desa dan kelurahan. 

 "Tindakan represif juga bekerja dm hasilnya seperti ini. Karena kalau kasusi narkotika itu memang harus ada upaya represif agar ada efek jera," ujarnya. 

Polisi berharap, kedepan kasus penyalahgunaan narkotika, obat-obatan keras berbahaya dan minuman keras bisa ditekan semaksimal mungkin. Sehingga potensi kerawanan lain yang diakibatkan dari narkoba bisa ikut ditekan secara maksimal. 

"Semoga masyarakat kita sadar, bahwa bahaya narkoba itu sangat fatal, bahkan bisa mengakibatkan kematian," imbuh Pandia. 

Kasus Sonokeling Tulungagung Naik Penyidikan, Calon Tersangka Terlibat di Trenggalek

Tulungagung - Satreskrim Polres Tulungagung resmi menaikkan status penanganan dugaan pembalakan kayu sonokeling di jalan raya Sumbergempol dari penyelidikan ke penyidikan. Beberapa calon tersangka yang dibidik saat ini menjalani pemidanaan di Trenggalek. 

Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Hendi Septiadi, mengatakan peningkatan status penanganan itu dilakukan setelah polisi melakukan gelar perkara beberapa waktu lalu. Selain itu pihaknya juha telah memeriksa beberapa orang saksi yang diduga mengetahui terkait dugaan pembalakan itu. 

"Kami sudah memeriksa saksi yang menebang, kemudian orang yang melihat pada saat proses penebangan," kata Hendi, Senin (21/10/2019). 

Dari proses pendalam tersebut pihaknya telah memetakan siapa saja orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Bahkan polisi menyebut beberapa calon tersangka adalah pelaku pembalakan sonokeling yang kini telah menjadi terpidana di Rutan Trenggalek. 

"Terduga (pelaku) ada beberapa yang terlibat di Trenggalek, karena memang satu jalur," ujarnya. 

Hendi mengaku telah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Trenggalek terkait perkara tersebut.  Rencananya penyidik akan ke Trenggalek untuk melakukan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku pembalakan sonokeling. 

"Belum, kami belum ke Trenggalek. Kami lihat dulu hingga alurnya jelas. Baru akan ke sana," imbuhnya. 

Sekitar Maret lalu kasus dugaan pembalakan sonokeling di ruang milik jalan (rumija) jalan nasional dan provinsi mencuat. Lokasi pembalakan terjadi di beberapa titik, di Trenggalek dan Tulungagung. Dalam kasus yang di Trenggalek, polisi telah mengamankan lima orang pelaku salah satunya adalah anggota polisi aktif. Saat ini empat pelaku telah divonis pengadilan sedangkan satu tersangka masih dalam tahap persidangan. 



Respons Warga Tulungagung Pascapelantikan Jokowi

Tulungagung - Pascapelantikan Joko Widodo-Makruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 mendapat respons dari berbagai tokoh dan masyarakat di Tulungagung dan Trenggalek. Warga berharap kedua pemimpin negara tersebut bisa amanah dalam menjalankan tugas.

Ketua PC NU Tulungagung Abdul Hakim Mustofa, mengatakan pelantikan presiden tersebut membawa berbagai harapan besar bagi seluruh elemen masyarakat di Indonesia, terutama menyangkut persatuan, keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Mudah-mudahan Indonesia semakin aman damai dan tentram," kata Mustofa, Selasa (22/10/2019).

Menurutnya saat ini PR berat yang harus dikokohkan bersama oleh seluruh elemen bangsa adalah persoalan persatuan dan kesatuan, sebab apabila persatuan terabaikan maka para perongrong keutuhan NKRI akan semakin merajalela.

"Semua harus mewaspadai, jangan sampai kita mudah termakan dengan provokasi ataupun kabar-kabar yang tidak jelas. Apalagi sekarang pemimpin lima tahun kedepan sudah jelas, maka harus didukung bersama," ujarnya.

Jajaran NU Tulungagung juga mengapresiasi kinerja TNI/Polri yang telah mengawal proses demokrasi dengan baik, sehingga dapat berjalan dengan lancar, mulai awal hingga akhir.

Hal senada disampaikan Pengurus Muhammadiyah Tulungagung, Suwono. Dikatakan, kondisi dalam negeri yang kondusif tidak lepas dari peran serta aparat keamanan dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

"Selamat untuk Pak Jokowi dan Pak Makruf Amin, semoga amanah. Terimakasih jajaran TNI dan Polri yang sudah mengawal pesta demokrasi dengan baik," katanya.


Polres Tulungagung

Produksi Susu Lokal Masih Rendah, 80 Persen Impor

Tulungagung - Produksi susu sapi nasional masih rendah, kondisinya jauh lebih sedikit dibanding tingkat kebutuhan konsumsi. Akibatnya angka impor susu mencapai 80 persen.

Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik, mengatakan saat ini produksi lokal baru mencapai 864,6 ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 4,5 juta ton.

"Sehingga apabila konsumsi susu dan produk turunannya ini lebih banyak untuk memperkaya negara lain, karena 80 persen susunya adalah impor, yang dari dalam negeri sedikit sekali," kata Epi Taufik di Tulungagung, Jumat (18/10/2019).

Rendahnya produksi susu dalam negeri dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya minimnya pengetahuan dari para peternak tentang tata cara beternak yang baik dan benar, sehingga berdampak pada produktivitas susu secara kualitas dan kuantitas. Selain itu regulasi terkait perlindungan susu dalam negeri dari pemerintah juga belum maksimal.

Menurutnya, beberapa tahun yang lalu sempat muncul Permentan Nomor 26/2017 yang mewajibkan industri untuk menyerap susu lokal. Namun aturan itu akhirnya direvisi menjadi Permentan Nomor 33 Tahun 2018.

"Yang direvisi hanya beberapa pasal, salah satunya menghapus hanya kewajiban menjalin kemitraan, namun untuk kemitraan sendiri sebetulnya masih ada," ujarnya.

Revisi pasal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pedang dagang dunia serta konsekuensi keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sehingga harus melakukan sinkronisasi dengan aturan ekspor dan impor.

Padahal menurut Epi, kewajiban menyerap susu lokal akan mendongkrak produksi susu dalam negeri dan melindungi peternak sapi perah lokal.

"Di Jepang perusahaan susu tidak boleh memiliki peternakan sendiri, semua harus beli ke peternak rakyat,
harus bermitra dengan peternak rakyat dan diwadahi semacam koperasi, sehingga peternakan berkembang pesat," ujarnya.

Ahli susu ini mengatakan, meskipun tidak ada kewajiban lagi bagi industri untuk menyerap susu lokal, namun program kemitraan masih sangat relevan untuk diterapkan, guna. mendorong produksi susu nasional.

"Pengetahuan dan pemahaman para peternak sapi perah lokal harus terus diperbarui, sesuai dengan GDFP (Good Dairy Farming Practices) salah satunya melalui program kemitraan. Hal tersebut dilakukan agar para peternak sapi perah lokal dapat mengikuti perkembangan informasi dan teknologi peternakan sapi perah terkini di Indonesia dan dunia pada umumnya," imbuh Epi.

Dikatakan dengan program kemitraan, secara otomatis industri susu akan memberikan pembinaan kepada peternak yang menjadi mitra, sehingga susu yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.

"Saya mengapresiasi industri yang menjalin program kemitraan dengan para peternak lokal. Ini akan memberikan dampak positif, bukan hanya dari kualitas tetapi juga harga. Sehingga kesejahteraan peternak akan ikut terangkat," imbuhnya.

Sementara itu salah seorang peternak sapi perah di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Mita Kopiyah mengatakan selama beberapa tahun terakhir ia telah mengikuti program kemitraan dengan salah satu perusahaan susu mendapatkan manfaat yang cukup besar.

"Awalnya itu saya tidak punya sapi dan hanya memelihara milik orang lain dengan sistem bagi hasil, kemudian setelah menabung akhirnya memiliki sapi sendiri satu ekor hingga berkembang menjadi belasan ekor," kata Mita.

Dalam kemitraan tersebut pihaknya mendapat pembinaan secara langsung dari perusahaan tentang tata cara beternak yang baik, sehingga hasil produksi susu serta kualitas yang dihasilnya mengalami peningkatan.

"Dulu sebelum kemitraan satu ekor sapi hanya memproduksi susu sekitar 10-15 liter, tapi setelah kemitraan naik menjadi 20 liter," kata Mita.

Sementara itu, Fresh Milk Relationship Manager FFI Efi Lutfillah, mengatakan perusahaannya telah menjalin kemitraan dengan program kemitraan farmer2farmer. Pihaknya berharap program tersebut dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peranan penting peternak sapi perah lokal dalam ketersediaan susu nasional dan kontribusinya terhadap gizi nasional. Selain itu, melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, diharapakan para peternak dapat menggenjot  produksi sapi perah dan turut meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Kami berharap masyarakat lebih menyadari kontribusi peternak lokal dalam penyediaan kebutuhan susu dan gizi nasional. Kegiatan ini juga merupakan salah satu wadah untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama peternak sapi perah lokal dengan ahli peternakan untuk meningkatkan produksi susu dan kesejahteraan peternak," ujar Efi.

Puluhan Anak TK Datangi Polres Tulungagung, Polisi Ajari Rambu-rambu Lalin

Tulungagung - Puluhan siswa Taman Kanak-kanak (TK) mendatangi Polres Tulungagung untuk mengenal lebih dekat tentang profesi polisi serta berbagai aturan dan rambu-rambu lalu lintas. 

Kedatangan para siswa TK tersebut disambut langsung oleh Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia. Di depan ruang kapolres, para siswa  dikenalkan berbagai rambu-rambu lalu lintas. Untuk mempermudah proses pengenalan, anggota polisi menunjukkan peraga berupa rambu-rambu mini. 

Para siswa dari PAUD Cordova Islamic School itu pun tampak antusias saat mendengarkan penjelasan dari polisi. Usai diajari rambu-rambu, anak diajak berkeliling di markas Polres Tulungagung dan ditunjukkan berbagai fasilitas maupun teknologi yang digunakan anggota kepolisian, salah satunya fasilitas pengendali kamera pemantau yang ada di ruang SPKT. 

"Lihat adik-adik, semua aktivitas yang ada di sekitar polres sini sudah dipantau pakai kamera, sehingga bisa kita lihat dari sini," kata salah seorang anggota polisi, Kamis (10/10/2019). 

Para siswa juga dikenalkan sejumlah fasilitas lain yang digunakan untuk melayani masyarakat, mulai dari layanan SKCK hingga ruang tahanan bagi para pelaku tindak kriminal dan pelanggaran hukum lainnya. 

"Kami tentu senang sekali mendapat kunjungan dari anak-anak PAUD ini, sehingga mereka bisa lebih dekat profesi polisi. Di sini tadi salah satu yang kami tanamkan adalah mengenal rambu-rambu lalin," kata Eva Guna Pandia, Kamis (10/10/2019). 

Dengan pengenalan rambu-rambu serta fungsinya sejak usia dini, diharapkan anak-anak akan memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi terutama saat berada di jalan raya. 

"Ini juga sekaligus sebagai edukasi kepada orang tua. Biasanya anak-anak itu dia ajak bepergian oleh orang tua dengan mobil atau motor, nah ketika ada rambu-rambu dan orang tua salah, anak-anak ini bisa mengingatkan," ujarnya. 

Kapolres menambahkan, Polres Tulungagung terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung untuk menambah wawasan terkait tugas dan fungsi kepolisian. 

Sementara itu salah seorang guru PAUD Cordova Islamic School, Eli Wahyuni Setyowati, mengatakan kunjungan ke kantor polisi tersebut merupakan salah satu bagian dari materi pembelajaran di sekolahnya. 

"Ini masuk dalam tema pengenalan profesi halal, selain itu di sini juga banyak dikenalkan dengan berbagai tugas dan fungsi dari kepolisian," kata Eli. 

Menurutnya, tambahan ilmu pengetahuan khususnya lalu lintas merupakan bekal yang penting bagi anak didiknya. Sebab saat ini masih banyak pengguna jalan yang kurang tertib saat berkendara. 

"Sebetulnya kami miris ketika melihat pelanggaran lalu lintas, mulai dari pelanggaran rambu hingga aturan lainnya. Misalkan kewajiban memakai helm, padahal ini adalah salah satu bentuk melindungi anugerah Allah yakni kepala," ujarnya. 

Diharapkan ilmu yang diperoleh di kantor polisi tersebut dapat diaplikasikan oleh para siswanya salam kehidupan sehari-hari. 




Keren, SMK di Tulungagung ini Gunakan E-Voting Untuk Pemilihan Ketua OSIS

Tulungagung - Sistem pemilihan secara elektronik atau e-voting ternyata telah diaplikasikan selama bertahun-tahun oleh SMK Negeri I Boyolangu Tulungagung dalam pesta demokrasi pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Para siswa dan guru dapat dengan mudah menggunakan hak suaranya. 

Dalam sistem e-voting pemilihan Ketua OSIS SMK Negeri I Boyolangu tersebut panitia menyediakan 15 unit komputer yang diletakkan dalam bilik suara. Dalam komputer itu terdapat sebuah sistem berbasis website yang desain untuk kegiatan pemilihan. 

Salah seorang panitia pemilihan, Eri Susan Anggareta, mengatakan penggunaan e-voting tersebut cukup mudah, setiap pemilihan akan diberikan username dan password untuk masuk ke dalam sistem pemilihan. Setelah berhasil masuk, maka pemilih akan disuguhi foto tiga kandidat ketua OSIS yang berkompetisi. 

"Di situ di situ juga terdapat visi misi dari masing-masing calon, sehingga bisa dibaca oleh pemilih sebelum menyalurkan hak suara," Kata Eri, Kamis (10/10/2019). 

Setelah yakin dengan kandidat yang akan dipilih, pemilih bisa langsung menekan tombol centang di masing-masing foto calon. Pemilih yang telah menggunakan haknya tidak bisa menganulir atau mengulangi, sebab telah diatur dalam sistem, yakni satu pemilih satu suara. 

"Jadi dengan sistem ini tidak bisa dobel suara, karena setelah memilih maka otomatis sistem akan keluar dan kembali ke awal, sedangkan username dan password tidak bisa digunakan lagi," ujarnya. 

Pihaknya menilai pemilihan dengan sistem elektronik lebih efisien dibanding dengan cara konvensional, karena tidak memerlukan kertas dan proses pemulihannya lebih simpel. 

"Selain itu, hasil pemilihan juga bisa diketahui secara real time melalui layar lebar," imbuhnya. 

Menurutnya pemilihan berbasis teknologi tersebut bekerjasama dengan jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan semuanya dikerjakan oleh para siswa. 

Sementara itu salah seorang pembina OSIS, Junaidi, mengatakan sistem e-voting telah diterapkan di sekolahnya sejak empat tahun lalu. Program tersebut dinilai cukup efektif untuk diaplikasikan pemilihan OSIS, karena selain mudah, sistem itu juga melatih dalam berdemokrasi dengan memanfaatkan teknologi. 

"Sebetulnya sistem ini bisa dipakai secara online, namun karena semua siswa ada di satu lokasi maka cukup dengan menggunakan jaringan lokal saja," ujar Junaidi. 

Menurutnya, program e-voting sebetulnya bisa diaplikasikan untuk berbagai pemilihan, seperti pemilihan kepala desa, RT dan berbagai pesta demokrasi lainnya. 

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang siswa, Clarisa Arda mengaku sudah dua kali mengikuti pemilihan ketua OSIS di sekolahnya. Model pemilihan dengan memanfaatkan piranti elektronik dinilai cukup mudah dan menarik. 

"Penggunaannya cukup mudah, tinggal masukkan username dan password, kemudian memilih calon yang diinginkan,"  kata Clarisa. 

Dari pantauan detikcom, antusiasme para pelajar cukup tinggi, mereka real mengantre untuk memilih kandidat yang diidolakan. Dalam pemilihan ini dikemas menyerupai pesta demokrasi lainnya, mulai dari pendaftaran, bilik suara hingga mencelupkan tinta usai memilih. 


Satu Anggota DPRD Tulungagung Ikuti Pelantikan Susulan

Tulungagung - Salah seorang anggota DPRD Tulungagung harus mengikuti pelantikan susulan, karena saat proses pelantikan sebelumnya yang bersangkutan sedang menjalankan ibadah haji. Selain pelantikan susulan, DPRD Tulungagung juga melantik empat pimpinan definitif.

Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, mengatakan pelantikan susulan itu harus dilakukan, sebab sesuai mekanisme yang ada, setiap anggota parlemen wajib mengikuti proses pelantikan.

"Karena kemarin berhalangan hadir hari ini kami lantik, atas nama Mohammad Asrori dari Partai Golkar," kata Marsono, Selasa (1/10/2019).

Proses pengambilan sumpah Asrori dilakukan Ketua DPRD Marsono. Dengan pelantikan tersebut Asrori telah resmi menjadi anggota parlemen hingga 2024.

Selain pelantikan susulan anggota dewan, rapat paripurna DPRD Tulungagung juga memiliki agenda utama yakni pelantikan unsur pimpinan dewan definitif periode 2019-2024, sesuai usulan empat parpol pemilik suara terbanyak.

Keempat pimpinan tersebut adalah Ketua DPRD Marsono (PDIP), Wakil Ketua DPRD Adib Makarim  (PKB), Wakil Ketua DPRD Asmungi (Partai Golkar) dan Wakil Ketua DPRD Ahmad Bahrudin (Partai Gerindra).  Proses pengambilan sumpah jabatan dilakukan di ruang paripurna dengan dipimpin Ketua Pengadilan Negeri Tulungagung, Merice Dillak.

Ketua DPRD Marsono, menjelaskan pascapelantikan pihaknya akan segera melakukan sejumlah agenda, salah satunya pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Selain itu parlemen akan segera melakukan rapat evaluasi bersama untuk membahas sejumlah tugas yang harus dilakukan oleh para wakil rakyat, termasuk membuka sejumlah pekerjaan tunggakan dari DPRF periode sebelumnya.

"Kami (pimpinan) baru dilantik hari ini, jadi belum sempat buka-buka. Kami akan evaluasi bersama dulu, kalaupun ada pekerjaan yang belum selesai (DPRD sebelumnya) merupakan amanah yang harus dituntaskan," ujarnya.

Komposisi pimpinan DPRD Tulungagung kali ini berbeda dibanding periode 2014-2019, Partai Hanura yang sebelumnya menduduki kursi wakil ketua, kini harus terdepak dan digantikan Partai Golkar karena kalah suara. Sedangkan ketua DPRD tetap dipegang oleh PDIP dan dua wakil lainnya juga teyap dipegang PKB serta Partai Gerindra.

Kasus Pencurian Pemberatan Dominasi Pengungkapan Operasi Sikat di Tulungagung

Trenggalek - Kepolisian Tulungagung mengamankan 29 tersangka dari 27 kasus kriminal selama operasi Sikat Semeru yang dilaksakan selama 12 hari. Dari puluhan kasus itu didominasi oleh pencurian dengan pemberatan. 

Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia, mengatakan kasus pencurian dengan pemberatan menduduki urutan pertama dengan jumlah 25 kasus. Sedangkan dua kasus lain adalah pencurian sepeda motor (curanmor) serta pencurian dengan kekerasan (curas). 

"Jari dari 27 kasus, 25 diantaranya curat. Perkara tersebut rata-rata adalah pencurian telepon genggam. Makanya kami mengimbau masyarakat agar waspada dalam mengamankan barang berharga sehingga tidak mengundang aksi pencurian," kata Pandia, Senin (30/9/2019). 

Untuk kasus curanmor terjadi di Jalan Pahlawan Kecamatan Kedungwaru, pelaku mengambil sepeda motor korban dari teras rumah, namun saat membawa kabur hasil curian tersebut pelaku justru tertabrak minibus. Sehingga pelaku langsung diamankan warga dan polisi. 

Sedangkan kasus pencurian dengan kekerasan terjadi jalan raya Ngunut. Saat itu korban yang mengendarai sepeda motor matic, meletakkan telepon genggamnya dilaci motor bagian depan. 

"Pelaku yang mengetahui hal itu pelaku langsung mengambil secara paksa. Pelaku juga memukul korban," jelasnya. 

EG Pandia menambahkan beberapa tersangka dalam kasus kriminal tersebut masih di bawah umur. Namun pihaknya masih memberikan keringanan dengan melakukan penangguhan penahanan hingga diversi. 

"Puluhan tersangka curas, curat dan curanmor kami jerat dengan pasal 365 serta 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara," imbuhnya. 

Polisi berharap dengan Operasi Sikat Semeru 2019 tersebut angka kriminalitas di Tulungagung semakin menurun dan situasi keamanan semakin kondusif. 


Mahasiswa Tulungagung Gelar Malam Keprihatinan "Aktivis Dibunuh di Negeri Demokrasi"

Tulungagung -  Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tulungagung menggelar aksi keprihatinan dan doa bersama untuk mengenang dua mahasiswa yang tewas saat berunjukrasa menentang Revisi KUHP dan pelemahan KPK. 

Aksi yang berlangsung di parkir timur Alun-alun Tulungagung tersebut diisi dengan orasi, puisi, doa bersama serta aksi musikalisasi. Selain itu mahasiswa juga menyalakan ratusan lilin dan membeber sejumlah poster yang berisi keprihatinan dan tuntutan.

Dalam orasinya, mahasiswa mengaku prihatin atas tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Immawan Randy dan Yusuf Kardawi saat berunjukrasa menentang pasal kontroversial RUU KUHP serta upaya pelemahan KPK. 

Kematian aktivis mahasiswa itu dinilai cukup tragis, karena diduga akibat tertembus peluru tajam serta mendapat kekerasan fisik. Padahal menurutnya para mahasiswa tersebut tengah menyuarakan aspirasi masyarakat. 

"Kami mendoakan dua mahasiwa yang meninggal mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Koordinator aksi HR Tamba, Senin (30/9/2019). 

Pihaknya menuntut aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut dan memproses hukum pelaku serta orang yang memerintahkan aksi penembakan tersebut. "Kalau hanya pencopotan kapolda kami rasa masih kurang memenuhi rasa keadilan, itu hanya remeh temeh saja," ujarnya. 

Tamba menambahkan, dalam rangkaian doa bersama itu pihaknya turut serta mengundang aparat kepolisian dan TNI untuk ikut bergabung dan melakukan proses dialog serta diskusi. Namun pimpinan maupun perwakilan kedua institusi tidak hadir. 

"Kami sebagai mahasiswa, sebetulnya membuka ruang diskusi pada malam ini dengan kepolisian maupun TNI," imbuhnya. 

Pihaknya mengaku akan terus bersuara untuk menuntut keadilan atas tewasnya dua mahasiswa UHO, serta mengawal sejumlah tuntutan yang disuarakan ribuan mahasiswa sebelumnya.