Gempa Bumi 5.0 M di Pacitan Terasa Sampai Tulungagung


Tulungagung - Gempa bumi dengan magnitudo 5.0 terjadi di laut selatan Pacitan, Jawa Timur. Goncangan gempa terasa cukup kuat di wilayah Tulungagung

"Goncangannya kuat sekali," kata salah seorang warga Desa/Kecamatan Ngunut Widayati, Senin (22/6/2020). 

Sementara itu dari laman resmi BMKG, dijelaskan gempa bumi tersebut terjadi pukul 02:33:08 WIB di 9.11 LS 110.85 BT atau 107 kilometer barat daya Pacitan dengan kedalaman 63 kilometer. Namun meskipun magnitudo gempa mencapai 5,0 dipastikan tidak berpotensi tsunami. 

Dari catatan BMKG kekuatan gempa tersebut dirasakan di beberapa daerah seperti Yogyakarta, Bantul, Sleman, Wonogiri, Tulungagung, Karangkates, Nganjuk, Trenggalek, Purworejo, Ponorogo, Banjarnegara, Purwokerto, Pacitan, Klaten di dan Sukoharjo. 

Keren, Tulungagung Kini Miliki Mobil PCR Sendiri

Tulungagung - Pemerintah Tulungagung kini memiliki mobil laboratorium keliling COVID-19 untuk melakukan pemeriksaan sample darah maupun swab, melalui metode rapid test maupun polymerase chain reaction (PCR). 

Laboratorium yang dibuat di atas truk kontainer tersebut berisi tiga ruangan, yaitu ruang pendaftaran,  ruang untuk pemeriksaan  rapid test, serta satu ruangan khusus yang dimanfaatkan untuk pengambilan swab tenggorokan guna pemeriksaan PCR. 

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, mengatakan bantuan mobil yang berasal dari komunitas Safe Tulungagung tersebut, dinilai sangat bermanfaat untuk penanganan COVID-19. Dengan laboratorium keliling proses pemeriksaan akan lebih cepat dan efektif . 

"Kalau biasanya sample-nya harus kami kirim ke Surabaya. Dengan mobil PCR ini, maka hasilnya hari ini juga bisa diketahui hasilnya positif atau negatif," kata Maryoto Birowo, Selasa (16/6/2020). 

Sementara itu Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung Supriyanto, menjelaskan mobil laboratorium tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk pemeriksaan masyarakat secara jemput bola. Terutama di daerah rawan penularan. 

"Jadi mobil ini akan berjalan berdasarkan data yang dimiliki Kabupaten Tulungagung, kita kan tahu di mana sasaran-sasaran untuk di-tracing. Misalkan di daerah tertentu ada yang positif dan petugas melalukan tracing, maka mobil ini akan mengikuti atau jemput bola," kata Supriyanto. 

Dengan fasilitas jemput bola diharapkan akan mempercepat penanggulangan COVID-19 di Tulungagung, sebab hasil pemeriksaan bisa langsung diketahui pada hari itu juga. Dalam satu hari mobil laboratorium tersebut ditargetkan bisa melakukan pemeriksaan minimal 98 orang.  

"Ini juga sekaligus untuk mempercepat capaian target dari Pak Presiden yakni 20 ribu sampai 30 ribu tes secara nasional per hari. Jadi ini juga untuk menyambung target Pak Presiden itu, Insyaallah tergetnya akan terpenuhi untuk Tulungagung," ujarnya. 

Keberadaan mobil laboratorium juga dilengkapi dengan teknologi terkini, sehingga masyarakat dapat mengetahui hasil pemeriksaan secara privat hanya cukup dengan memindai kode batang (barcode) yang terpasang di berbagai fasilitas publik. 

"Pak Bupati juga sudah mengizinkan kami untuk membeli reagen-reagen PCR," imbuhnya. 

Supriyanto optimistis dengan pemenuhan target pemeriksaan, maka pihaknya akan bisa mengetahui puncak pandemi COVID-19, sekaligus memprediksi kapan wabah virus tersebut akan selesai.

COVID-19 Tulungagung Melonjak 41 Kasus

Tulungagung - Paparan COVID-19 di Tulungagung melonjak 41 kasus, ini merupakan tambahan terbanyak selama masa pandemi virus Corona. Paparan terbanyak terjadi di Kecamatan Bandung.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung dr Kasil Rohmat, mengatakan tambahan 41 kasus tersebut tersebar di 16 kecamatan, yaitu Tulungagung, Bandung, Besuki, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pagerwojo, Rejotangan, Sendang, Sumbergempol dan Kecamatan Tanggunggunung. 

"Sehingga total komulatif kasus terkonfirmasi positif di Tulungagung sejumlah 138 orang. Tambahan 41 kasus ini adalah hasil dari pemeriksaan swab yang kami lakukan di RSUD dr Iskak. Kami saat ini sudah bisa melakukan pemeriksaan swab sendiri, sehingga lebih cepat," kata Kasil, Senin (15/6/2020). 

Dijelaskan, dari 41 kasus baru tersebut rata-rata merupakan hasil pemeriksaan terhadap pasien dalam pengawasan (PDP) serta orang yang kontak langsung dengan PDP. Jumlah terbanyak lonjakan COVID-19 kali ini berasal dari Kecamatan Bandung dengan 12 kasus. 

"12 orang itu terdiri dari 6 orang kontak eeat dengan PDP dengan inisial WDI, 4 orang kontak erat dengan PDP inisial RO dan 2 orang PDP di RSUD dr Iskak. Sedangkan Kecamatan lain ada yang tambah 1, 2 dan 4," ujarnya. 

Kasil menjelaskan sebagian besar warga yang terkonfirmasi positif kali ini merupakan PDP yang sebelumnya telah dicurigai dan sempat menjalani perawatan di RSUD dr Iskak Tulungagung. Akurasi pemeriksaan swab para PDP kali ini dinilai lebih baik dibanding pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan di laboratorium Surabaya. 

"Dari pemeriksaan ini, sebagian besar PDP hasilnya positif. Ini berbeda dengan pemeriksaan yang sebelumnya dilakukan di Surabaya. Kemungkinan terkait dengan kondisi sample swab, karena kalau di dr Iskak langsung diperiksa di lab atau masih fresh, sedangkan kalau Surabaya harus menunggu seminggu lebih, jadi ada kemungkinan sample-nya rusak," imbuhnya. 

Terkait lonjakan kasus tersebut pihaknya akan gencar melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien maupun warga lain yang berisiko. Proses pemeriksaan swab dipastikan akan lebih cepat, karena bisa langsung dilakukan di Tulungagung. 

"Sekarang setiap ada PDP baru bisa langsung diperiksa swab," kata Kasil. 

Di sisi lain pemerintah daerah akan melakukan koordinasi dengan seluruh instansi terkait guna menyikapi kondisi COVID-19 di Tulungagung. Pihaknya meminta masyarakat lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, sehingga paparan Corona bisa lebih terkendali. 

"Seperti malam Minggu kemarin masyarakat kelihatannya terlalu euphoria, nah ini yang akan kami kendalikan. Bukan berarti kembali ditutup, tapi tetap new normal, namuj terkendali," imbuhnya.

Tim Hunter COVID-19 Jatim Periksa Ratusan Warga Tulungagung

Tulungagung - Tim Hunter COVID-19 Provinsi Jawa Timur melakukan pemeriksaan rapid test dan swab terhadap ratusan warga di Tulungagung. Pemeriksaan keliling dilakukan untuk optimalisasi pelacakan paparan virus Corona . 

Koordinator Tim Hunter COVID-19 Provinsi Jawa Timur drg Fitria Dewi, mengatakan, timnya mendapatkan tugas khusus dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk keliling di 10 daerah guna melakukan penyisiran secara massal melalui metode rapid test maupun swab. 

"Ini adalah upaya dari pemerintah provinsi, untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Kami mem-backup kabupaten untuk memeriksa OTG, ODP, PDP yang belum sempat di-screening," kata Fitria, Selasa (9/6/2020). 

Selama lima hari terakhir pihaknya telah keliling di lima Kecamatan di Tulungagung untuk melakukan pemeriksaan terhadap ratusan warga. Kelima daerah yang disasar adalah Kecamatan Karangrejo, Campurdarat, Boyolangu, Bandung dan Kecamatan Tulungagung. 

Hari ini pihaknya melakukan tes kilat COVID-19 terhadap 144 karyawan salah satu kelompok usaha SPBU di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tulungagung. Pemeriksaan pegawai SPBU ini dinilai penting sebab, mereka setiap hari memberikan layanan dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.

"Para karyawan ini setiap hari berhadapan langsung dengan masyarakat dari berbagai kalangan tanpa mengetahui status kesehatannya. Di sisi lain para karyawan juga tidak tahu apakah dia OTG atau bukan," jelasnya. 

Dalam kegiatannya di Tulungagung, Tim Hunter COVID-19 Provinsi Jawa Timur menargetkan bisa melakukan pemeriksaan terhadap 750 warga. Sementara itu selama lima hari berkeliling pihaknya hanya menemukan dua warga reaktif rapid test.

"Untuk yang reaktif rapid akan ditindaklanjuti oleh dinas kesehatan   dengan dilakukan karantina serta pemeriksaan lanjutan berupa swab,"  ujarnya. 

Tim hunter berharap dengan kolaborasi penyisiran secara masif tersebut dapat menekan angka penyebaran COVID-19 di Tulungagung maupun Jawa Timur. 

Demam Berdarah Masih Mengancam, Seorang Warga Tulungagung Meninggal Dunia

Tulungagung - Memasuki peralihan musim dari penghujan ke kemarau, serangan demam berdarah di Tulungagung masih menjadi ancaman. Bahkan Seorang warga dikabarkan meninggal dunia akibat demam berdarah.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Tulungagung Didik Eka Sunarya Putra, mengatakan pasien demam berdarah yang meninggal dunia tersebut berusia 26 tahun, berasal dari Desa Geger, Kecamatan Sendang. 

"Jadi memang benar ada satu warga Geger yang meninggal dunia akibat DB. Terkait kejadian itu, besok kami akan turunkan tim untuk melakukan fogging (pengasapan) di lingkungan tempat tinggal pasien," kata Didik Eka, Selasa (9/6/2020). 

Dari data di Dinas Kesehatan Tulungagung, tren kasus demam berdarah pada dalam kurun waktu enam bulan terakhir terus mengalami penurunan. Pada Januari tercatat ada 11 kasus, Februari meningkat menjadi 55 kasus, Maret 56 kasus, April 37, Mei 22 dan hingga 9 Juni terdapat empat kasus. 

"Kasus tertinggi pada bulan Maret dengan 56 kasus. Sedangkan pasien yang meninggal dunia akibat DB selama enam bulan ini ada tiga," ujarnya. 

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman demam berdarah, telebih di musim peralihan seperti ini. 

Menurutnya, pengasapan sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran demam berdarah. Namun pihaknya menegaskan, cara itu hanya untuk membunuh nyamuk yang telah dewasa. 

"Cara yang paling efektif untuk pencegahan demam berdarah adalag melalui PSN atau pemberantasan sarang nyamuk, melalui gerakan 3 M plus. Ingat demam berdarah ini adalah tanggung jawab bersama," jelasnya. 


Kapolda Hingga Gubernur Jatim Apresiasi Kampung Tangguh Tulungagung

Tulungagung - Kapolda dan Gubernur Jawa Timur mengapresiasi keberadaan kampung tangguh di Tulungagung, terlebih salah satunya dilengkapi dengan teknologi digital untuk berkomunikasi langsung dengan command center kepolisian.
Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran mengatakan penerapan kampung tangguh dengan berbagai protokol kesehatan tersebut dinilai akan mendukung upaya pencegahan penularan COVID-19 di Tulungagung.
Saat peninjauan kampung tangguh di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Fadil mengapresiasi adanya pos digital. Dengan fasilitas tersebut masyarakat sekitar dapat berkomunikasi langsung dengan aparat kepolisian di command center Polres Tulungagung melalui sambungan video jarak jauh.
Fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan tombol panic button pada saat kondisi darurat. Aparat akan segera merespons dengan mengirimkan anggota sesuai dengan kasus yang terjadi.
"Luar biasa, juga Pos Digital Astuti, ini memudahkan apabila ada keluhan masyarakat terkait dengan COVID-19 dan apa saja. Kami bisa merespons cepat, baik itu dari kodim, polres nanti akan datang bersama-sama. Kalau terkait kesehatan akan mengajak dinas kesehatan," kata Fadil Imran, Minggu (7/6/2020).
Menurutnya penerapan kampung tangguh di Bolorejo dinilai cukup efektif, terlebih saat ada warga dua warga terkonfirmasi positif virus Corona. Dengan protokol yang ketat, kasus tersebut tidak menyebar ke warga lain dan kini kembali zero kasus.
Kapolda mengaku berbagai inovasi yang ada di kampung-kampung tangguh di Jawa Timur akan dikumpulkan menjadi satu dan akan dikaji untuk mencari formula yang tepat diterapkan di Jawa Timur.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap kampung tangguh tidak hanya dilakukan pada saat terjadi pandemi, namun terus dijalankan, sehingga desa tersebut benar-benar tangguh dalam berbagai sektor.
"Jadikan kampung tangguh ini menjadi ketangguhan berbagai lini, ketangguhan ekonomi, ketangguhan sosial, ketangguhan dari stabilitas keamanan dan seterusnya," kata Khofifah.
Menurutnya, berbagai elemen kampung tangguh telah terbentuk, mulai dari lumbung pangan, pos digital, kesiapsiagaan bencana hingga pengamanan kampung. Ia berharap kebersamaan dalam bentuk gotong royong terus dijalankan.
"Gotong royongnya dijaga, kualitas solidaritas sosialnya dijaga. Maka ini akan menjadi role model lagi," jelasnya.