Tangkal Radikalisme, Polisi Tulungagung Datangi Masjid-masjid

Tulungagung - Kepolisian Resort (Polres) Tulungagung gencar melakukan upaya untuk menangkal paham radikalisme, dengan berkeliling ke sejumlah masjid-masjid. 

Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia, mengatakan safari Jumat itu digelar secara bergiliran ke sejumlah masjid di Tulungagung. Dalam setiap pertemuan polisi berdialog langsung dengan para tokoh agama dan masyarakat untuk memberikan pemahaman terkait bahaya radikalisme. 

"Kami keliling, salah satunya di Masjid Nurul Huda di Plosokandang ini," kata Eva Pandia. 

Menurutnya, antisipasi masuknya paham radikalisme tersebut menjadi poin penting dalam safari yang dilakukan. Sebab dengan adanya komitmen dan antisipasi bersama dengan para tokoh agama dan masyarakat maka potensi gangguan akibat radikalisme bisa ditekan  secara maksimal. 

"Seperti kita tahu pada dasarnya semua ajaran agama mengajarkan kedamaian, semua cinta damai, pun dengan ajaran Agama Islam yang ada di Indonesia ini," imbuhnya. 

Pandia menambahkan, selain isu radikalisme pihaknya juga memberikan literasi tentang maraknya kabar bohong atau hoaks yang menyebar melalui media sosial dan aplikasi pesan. 

"Hoaks ini adalah yang juga perlu diantisipasi. Saya pesan kepada masyarakat jangan mudah percaya dengan kabar yang tidak jelas asal-usulnya," kata Pandia. 

Kehadiran polisi di sejumlah masjid di Tulungagung tersebut mendapat respon positif dari pengurus masjid. KH Abdul Kholiq selaku pengurus Masjid Nurul Huda mengatakan, komunikasi langsung yang dilakukan polisi dinilai merupakan langkah positif yang bisa mendekatkan aparat dengan umat. 

"Saya senang Pak Kapolres turun langsung ke sini, artinya ada komunikasi yang baik antara pimpinan dengan umat, ada take and give yang baik," Kata Kholiq. 


Utang Klaim BPJS Tulungagung Capai Rp 119 M

Tulungagung - Jumlah utang BPJS Kesehatan Tulungagung yang belum terbayarkan ke sejumlah rumah sakit mencapai lebih dari Rp 119 miliar. 

Kepala BPJS Kesehatan Tulungagung, Mohammad Idar Aries Munandar, mengatakan utang klaim pembayaran itu tersebar di 15 rumah sakit mitra BPJS Kesehatan yang tersebar di Kabupaten Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan. 

"15 rumah sakit itu di tiga kabupaten. Penyebabnya karena penerimaan kita devisit," kata M Idar, Senin (18/11/2019). 

Selain klaim dari rumah sakit, pihaknya juga memiliki tanggungan utang ke sejumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mencapai Rp 490 juta. Tertundanya pembayaran klaim rumah sakit tersebut terjadi sejak Juli 2019. 

Idar mengaku hingga kini pihaknya belum bisa memastikan, kapan pembayaran klaim tersebut akan dituntaskan. Pihaknya akan mengikuti kebijakan dari pusat. 

Namun menurutnya, terkait problem tunggakan utang itu, BPJS Kesehatan telah memiliki skema khusus agar rumah sakit tetap bisa beroperasi sebelum pembayaran dicairkan. 

"Kami menggunakan skema SCF (Suplay Change Finance). Nantinya rumah sakit bisa melakukan pinjaman ke bank sesuai hasil penghitungan dari kami," ujarnya. 

Lanjut dia, apabila dana klaim ke BPJS Kesehatan yang diajukan rumah sakit cair, maka pihak bank tinggal melakukan pemotongan anggaran sesuai dengan utang yang telah diberikan. 

"Ada beberapa bank yang kerjasama dengan kami, yakni, BRI, BNI Mandiri, Syariah Mandiri," imbuh Idar. 

Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Jatim Capai 77 Persen

Tulungagung - Memasuki musim tanam bulan November 2019 penyaluran pupuk bersubsidi di Jawa Timur dipastikan telah mencapai 77 persen. Sedangkan distribusi di Tulungagung mencapai 91 persen. 

Manager Humas PT Petrokimia Gresik, Muhammad Ihwan, mengatakan dari kuota pupuk bersubsidi di Jatim tahun 2019 sebesar 2,3 juta ton, hingga 12 November telah tersalurkan 1,8 juta ton. 

"1,8 juta ton itu sama dengan 77 persen dari total alokasi pupuk subsidi satu tahun di Jawa Timur yang ditangani oleh Petrokimia Gresik," kata Ihwan, Kamis (14/11/2019). 

Khusus di wilayah Jatim, pihaknya menjadi penyedia pupuk bersubsidi jenis urea di 22 kabupaten/kota, yakni Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Magetan, Ngawi, Madiun, Kota Madiun, Mojokerto, Kota Mojokerto, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Jombang, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. 

"Kalau jenis urea, kami dapat kuota di 22 kabupaten/kota, tapi kalau jenis lain, seperti ZA, SP 36, Phonska kami mendapat tanggung jawab pengadaan dan distribusi di seluruh Indonesia, sedangkan Petroganik juga di seluruh Indonesia kecuali Banten dan Jabar," ujarnya. 

Sedangkan distribusi pupuk bersubsidi di wilayah Tulungagung hingga pertengahan November ini telah mencapai 91 persen atau 70 ribu ton dari total alokasi 77 ribu ton. Pihaknya optimistis penyaluran pupuk bersubsidi tersebut akan mencapai titik maksimal hingga akhir tahun mendatang, terlebih saat ini mulai memasuki musim tanam. 

"Khusus untuk Tulungagung ini kami justru ketar-ketir, karena ini baru akan mulai tanam sudah 91 persen, makanya kami minta tidak langsung dihabiskan," imbuhnya. 

Pihaknya menyebut, proses distribusi pupuk bersubsidi di Tulungagung saat ini tidak ada kendala sama sekali, pascapembukaan blokir pupuk di Kecamatan Tanggunggunung sepekan yang lalu. 

"Begitu ada pengumuman pembukaan blokir, sorenya kami langsung gelontorkan alokasi 12 truk dari Gresik ke Tanggunggunung," ujar Ihwan. 

Sementara itu untuk alokasi pupuk bersubsidi skala nasional sebesar 8,8 juta ton, Petrokimia Gresik memperoleh jatah 5,2 juta ton atau 60 persen. Dari jumlah itu pihaknya telah menyalurkan sekitar 4,23 juta ton atau 81 persen. 

"Artinya kami sudah dalam track yang benar," kata Ihwan. 

Humas PT Petrokimia Gresik ini menyebut, untuk menghadapi musim tanam di akhir 2019 ini stok pupuk yang tersedia cukup memadai. Perusahaan BUMN tersebut memiliki stok antara 2-3 kali lipat dari kebutuhan petani. 

"Selain pupuk bersubsidi kami juga mengimbangi dengan menyediakan pupuk nonsubsidi, sebab usulan pupuk bersubsidi nasional 13,1 juta ton yang disetujui pemerintah hanya 8,8 juta ton. Artinya masih ada disparitas 4,3 juta ton," kata Ihwan. 


Ditinggal Pergi, Rumah dan Bengkel dam 6 Motor di Tulungagung Ludes Terbakar

Tulungagung - Kebakaran meludeskan rumah dan bengkel milik warga Desa Kepuh, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Sejumlah kendaraan yang ada di dalam rumah ikut terbakar. 

Kapolsek Boyolangu, Sukirno, mengatakan peristiwa kebakaran di rumah Budiono, di Dusun Bendung Bendo ini terjadi pada Senin malam. Api diketahui warga telah membesar dari rumah bagian depan atau bengkel. 

"Warga tahu api sudah membesar. Saat kejadian tadi rumah dalam kondisi kosong, Pak Budiono jemput anak dan istrinya sedang olah raga senam," kata Sukirno, Selasa (5/11/2019). 

Dampak kebakaran tersebut seluruh bangunan rumah dan bengkel beserta isinya ludes terbakar. Termasuk di dalamnya enam unit kendaraan serta uang tunai puluhan juta rupiah. 

"Untuk penyebab kebakaran masih belum kami ketahui, karena masih dalam proses penyelidikan," ujarnya. 

Sejumlah tim pemadam kebakaran dari Pemkab Tulungagung diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan upaya pemadaman. Namun pada saat awal proses pemadaman tim damkar terpaksa menghentikan kegiatannya, karena di dekat lokasi kebakaran terdapat trafo milik PLN yang kondisinya masih teraliri listrik. 

"Tadi setelah evakuasi mobil CRV, kami sebetulnya ingin segera melakukan penyemprotan, namun karena ada gardu PLN kami tidak berani, karena berbahaya, bisa jadi aliran listrik akan mengenai petugas kami dan bisa berakibat fatal," kata Kasi Ops Damkar, Bambang Pidekso. 

Setelah PLN memutus jaringan listrik, tim damkar langsung melakukan upaya pemadaman dengan menyemprotkan air ke beberapa titik api. Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian. 

"Sebetulnya tadi saat kami menunggu petugas PLN datang warga sudah teriak-teriak agar menyemprot. Tapi kami tidak mau ambil risiko, karena berbahaya," ujar Bambang. 

Kerugian akibat peristiwa kebakaran tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sementara itu polisi masih melakukan upaya penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran itu. 


Terekam CCTV, Sindikat Pencurian Asal Jakarta Dikunci di Dalam Toko

Tulungagung - Lima orang sindikat pencurian spesialis barang-barang swalayan asal Jakarta diamankan polisi, setelah aksinya kepergok pemilik toko swalayan di Ngunut Tulungagung melalui rekaman kamera pengawas. 

Kapolsek Ngunut, Kompol Siti Nurinsana Natsir, mengatakan dari lima pelaku, dua diantaranya masih anak-anak. Selain pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti hasil curian, diantaranya susu formula, puluhan minyak kayu putih, puluhan pembersih wajah, deterjen bubuk dan sejumlah barang bukti lain. Kini seluruh tersangka beserta barang bukti diamankan di kantor polisi. 

"Lima orang ini adalah DS (22), warga Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, MJ(35), warga Petamburan, Jakarta Pusat, R (21), IF (13) dan adiknya MA (11) warga warga Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat," kata Kompol Siti Nuriansana Natsir, Senin (4/11/2019). 

Kejadian bermula saat kelima anggota sindikat pencurian tiba di toko Agung Mart milik Susanti Gunawan di Desa/Kecamatan Ngunut dengan mengendarai mobil Daihatsu Xenia B 1950 CMC. Para pelaku yang berpura-pura sebagai pembeli tersebut berkeliling di dalam toko untuk memilih barang. 

Pelaku selanjutnya melakukan aksi pencurian dengan menyembunyikan sejumlah barang dagangan toko ke dalam baju maupun rok pelaku. Namun pencurian itu terpantau oleh pemilik toko melalui kamera pengawas CCTV. 

"Pemilik toko langsung bergerak cepat dengan mengunci seluruh pintu, sehingga komplotan pelaku ini tidak bisa keluar," imbuhnya. 

Korban atau pemilik toko selanjutnya menghubungi pihak kepolisian untuk melaporkan aksi pencurian tersebut. Polisi pun akhirnya menggiring lima pelaku ke Polsek Ngunut untuk proses hukum lebih lanjut. 

Dari hasil pemeriksaan sementara, para pelaku telah beraksi di lima tempat berbeda, diantara dua toko di wilayah Tulungagung, Blitar, Pare Kediri dan Ponorogo. 

Komplotan asal Jakarta tersebut bergerak dari ibu kota ke arah timur. Di setiap kota yang disinggahi, mereka selalu mencari sasaran toko swalayan. Dalam satu rangkaian aksi rata-rata tujuh toko. 

Setelah beraksi mereka mengumpulkan hasil curian selanjutnya dikirimkan ke penadah di Jakarta melalui ekspedisi kereta api dua hari sekali. "Setiap kirim nominal barangnya rata-rata Rp 2 juta," kata salah satu pelaku, MJ. 

Akibat perbuatannya, kini tiga pelaku ditahan di Polsek Ngunut dijerat Pasal 363 ayat 1 huruf 4e KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Sedangkan dua pelaku anak-anak tidak dilakukan penahanan dan rencananya akan dilakukan diversi atau dikembalikan kepada orang tuanya.