Keren, SMK di Tulungagung ini Gunakan E-Voting Untuk Pemilihan Ketua OSIS

Tulungagung - Sistem pemilihan secara elektronik atau e-voting ternyata telah diaplikasikan selama bertahun-tahun oleh SMK Negeri I Boyolangu Tulungagung dalam pesta demokrasi pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Para siswa dan guru dapat dengan mudah menggunakan hak suaranya. 

Dalam sistem e-voting pemilihan Ketua OSIS SMK Negeri I Boyolangu tersebut panitia menyediakan 15 unit komputer yang diletakkan dalam bilik suara. Dalam komputer itu terdapat sebuah sistem berbasis website yang desain untuk kegiatan pemilihan. 

Salah seorang panitia pemilihan, Eri Susan Anggareta, mengatakan penggunaan e-voting tersebut cukup mudah, setiap pemilihan akan diberikan username dan password untuk masuk ke dalam sistem pemilihan. Setelah berhasil masuk, maka pemilih akan disuguhi foto tiga kandidat ketua OSIS yang berkompetisi. 

"Di situ di situ juga terdapat visi misi dari masing-masing calon, sehingga bisa dibaca oleh pemilih sebelum menyalurkan hak suara," Kata Eri, Kamis (10/10/2019). 

Setelah yakin dengan kandidat yang akan dipilih, pemilih bisa langsung menekan tombol centang di masing-masing foto calon. Pemilih yang telah menggunakan haknya tidak bisa menganulir atau mengulangi, sebab telah diatur dalam sistem, yakni satu pemilih satu suara. 

"Jadi dengan sistem ini tidak bisa dobel suara, karena setelah memilih maka otomatis sistem akan keluar dan kembali ke awal, sedangkan username dan password tidak bisa digunakan lagi," ujarnya. 

Pihaknya menilai pemilihan dengan sistem elektronik lebih efisien dibanding dengan cara konvensional, karena tidak memerlukan kertas dan proses pemulihannya lebih simpel. 

"Selain itu, hasil pemilihan juga bisa diketahui secara real time melalui layar lebar," imbuhnya. 

Menurutnya pemilihan berbasis teknologi tersebut bekerjasama dengan jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan semuanya dikerjakan oleh para siswa. 

Sementara itu salah seorang pembina OSIS, Junaidi, mengatakan sistem e-voting telah diterapkan di sekolahnya sejak empat tahun lalu. Program tersebut dinilai cukup efektif untuk diaplikasikan pemilihan OSIS, karena selain mudah, sistem itu juga melatih dalam berdemokrasi dengan memanfaatkan teknologi. 

"Sebetulnya sistem ini bisa dipakai secara online, namun karena semua siswa ada di satu lokasi maka cukup dengan menggunakan jaringan lokal saja," ujar Junaidi. 

Menurutnya, program e-voting sebetulnya bisa diaplikasikan untuk berbagai pemilihan, seperti pemilihan kepala desa, RT dan berbagai pesta demokrasi lainnya. 

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang siswa, Clarisa Arda mengaku sudah dua kali mengikuti pemilihan ketua OSIS di sekolahnya. Model pemilihan dengan memanfaatkan piranti elektronik dinilai cukup mudah dan menarik. 

"Penggunaannya cukup mudah, tinggal masukkan username dan password, kemudian memilih calon yang diinginkan,"  kata Clarisa. 

Dari pantauan detikcom, antusiasme para pelajar cukup tinggi, mereka real mengantre untuk memilih kandidat yang diidolakan. Dalam pemilihan ini dikemas menyerupai pesta demokrasi lainnya, mulai dari pendaftaran, bilik suara hingga mencelupkan tinta usai memilih. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »