1. Peluncuran Program Sarinah
Ketua TP PKK Trenggalek Novita Hardini meluncurkan Program Perempuan Sarinah untuk mengelola sampah organik dan limbah rumah tangga agar lebih tertata dan bernilai ekonomi.
2. Kolaborasi Pengelolaan Sampah
Program Sarinah melengkapi Sangu Sampah dengan pembagian peran jelas: KWT mengolah sampah organik jadi pupuk, PKK mengelola minyak jelantah, dan komunitas Sepeda Keren menangani sampah elektronik.
3. Dampak Ekonomi dan Ketahanan Pangan
Sampah diolah menjadi pupuk dan pekarangan dimanfaatkan untuk tanam sayur, sehingga membantu pendapatan keluarga, menekan biaya hidup, dan memudahkan petani memperoleh pupuk.
Trenggalek - Upaya Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menangani persoalan sampah terus diperkuat. Setelah meluncurkan aplikasi Sangu Sampah, kini Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, meluncurkan Program Perempuan Sarinah (Selesaikan Sampah Organik dan Limbah).
Soft launching digelar di Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Bersama, Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, Minggu (21/12/2025).
Program Perempuan Sarinah dirancang untuk melengkapi Sangu Sampah yang sebelumnya diluncurkan Bupati Trenggalek. Jika Sangu Sampah menyasar pelajar untuk memilah sampah anorganik yang dikonversi menjadi uang saku, Sarinah fokus pada pengelolaan sampah rumah tangga, khususnya sampah organik, agar memiliki nilai ekonomi.
Ketua TP PKK Trenggalek, Novita Hardini, mengatakan program Sarinah lahir dari keprihatinan atas dampak lingkungan yang memicu keresahan masyarakat. Menurutnya, persoalan sampah tidak hanya berdampak ekologis, tetapi juga sosial dan ekonomi.
“Dari gerakan ini, sampah tidak lagi menjadi beban, tetapi bisa menjadi sumber penghasilan. Para penggeraknya kami dorong menjadi pengusaha sampah,” ujarnya.
Dalam program Sarinah, pengelolaan sampah dibagi secara jelas agar tidak tumpang tindih. Sampah organik pangan dikelola oleh Kelompok Wanita Tani menjadi pupuk cair dan pupuk padat. Minyak jelantah ditangani oleh PKK, sementara sampah elektronik dikelola oleh komunitas Sepeda Keren yang bekerja sama dengan sektor industri.
Selain pengelolaan sampah, Sarinah juga mendorong pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga. Novita berharap setiap rumah tangga dapat menanam sayuran sendiri sehingga mengurangi pengeluaran, sekaligus mendukung petani melalui penyediaan pupuk organik. “Petani tidak lagi kesulitan pupuk, dan isu pupuk mahal bisa ditekan,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nur Hadi, menyampaikan Sarinah menjadi solusi atas tingginya volume sampah organik rumah tangga, termasuk dari dapur usaha kuliner dan industri. Pengolahan dilakukan bersama KWT dengan pendampingan penyuluh pertanian.
“Pupuk organik cair dan padat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, baik di lahan sawah maupun pekarangan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua KWT Maju Bersama Desa Karangsoko, Sintowati, mengatakan seluruh anggota KWT diwajibkan memanfaatkan pekarangan untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, bawang merah, dan kenikir. Hasil panen dijual dan menjadi sumber pendapatan bagi anggota.
“Produksi bisa mencapai 200 hingga 300 ikat per hari. Saat puasa dan lebaran, harganya naik dan hasilnya sangat membantu ekonomi keluarga,” ujarnya.
KWT Karangsoko yang beranggotakan 40 orang ini juga mulai mengolah sampah organik menjadi pupuk dari sisa masakan dan limbah pekarangan. Pupuk tersebut dimanfaatkan kembali untuk tanaman, sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di tingkat desa.

EmoticonEmoticon