Keren, di Trenggalek Ada Perumahan Disabilitas

Trenggalek - Sebuah komplek perumahan inklusif bagi penyandang disabilitas dibangun di Trenggalek. Perumahan dilengkapi dengan aksesibilitas yang ramah bagi warga berkebutuhan khusus. 

Perumahan yang dibangun di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek tersebut digagas oleh Yayasan Naema pada 2019 lalu. Kini 11 unit rumah telah berdiri di kawasan tersebut, empat di antaranya telah terisi oleh keluarga penyandang disabilitas. Rencananya perumahan tersebut akan dibangun 20 unit rumah. 

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan perumahan inklusif tersebut merupakan gagasan istimewa untuk memfasilitasi para orang berkebutuhan khusus untuk membeli rumah. Sebab selama ini para difabel masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan akses kredit perumahan. 

"Hunian ini menjadi sebuah tanda bahwa mereka mencapai prestasi dalam berikhtiar. Perumahan ini juga banyak didukung stakeholder, Mbak Tari (pemilik yayasan) keliling untuk mencari mitra-mitra, demikian juga Pak Bupati Arifin dan jajaran juga memberikan dukungan ," jelasnya. 

Menurutnya, perumahan yang rencananya akan dibangun 20 unit rumah tersebut memiliki konsep yang menarik, karena seluruh blok disatukan dengan akses jalan yang ramah terhadap kaum difabel. Salah satunya adanya guiding block atau penunjuk jalan bagi tuna netra. 

Dengan adanya penunjuk jalan tersebut maka, penghuni tuna netra bisa dengan mudah untuk melakukan mobilitas di sekitar kawasan komplek. Bahkan tidak hanya di lingkungan perumahan inklusif saja, guding block tersebut juga terpasang hingga menuju ke perumahan warga biasa. 

Selain itu akses jalan di lingkungan perumahan dibuat landai, sehingga mudah diakses oleh para penyandang difabel lain yang harus menggunakan kursi roda atau alat bantu jalan. 

"Saudara kita ini terbantu dengan adanya penataan kawasan yang sudah ramah kepada kebutuhan yang khusus. Tadi saya dijelaskan bagaimana guiding block ini bisa digunakan," imbuhnya. 

Emil berharap kawasan tersebut bisa benar-benar menjadi inklusif, karena masyarakat difabel bisa berbaur dengan masyarakat umum yang lainnya dengan saling menghormati dan menghargai. 

Lanjut dia, yang tidak kalah menarik adalah bangunan perumahan yang didesain multifungsi, sehingga tidak hanya untuk hunian, namun juga berfungsi sebagai tempat usaha. 

"Teman-teman difabel ini punya talenta yang bermacam-macam, dan mereka ini rata-rata sudah mendapatkan pelatihan ketrampilan dari berbagai lembaga. Tadi ada yang mau buka usaha salon, potong rambut, ada yang pijat dan lain sebagainya," imbuhnya. 

Sementara itu salah seorang penghuni, Khusnul Melina Sari, mengatakan pembangunan perumahan tersebut cukup membantu para penyandang difabel, sebab Ia bisa mendapatkan kredit rumah dengan terjangkau. 

"Kami itu bisa beli rumah dengan DP yang mudah dan bisa dicicil. Jadi untuk teman-teman yang pekerjaannya belum tentu, bisa memiliki rumah. Ini sangat membantu sekali untuk teman disabilitas," kata Sari. 

Ia mengaku selama dua tahun tinggal di kawasan inklusif tersebut cukup krasan, karena bisa saling membantu sesama kaum difabel maupun dengan masyarakat.  Bahkan lanjut Sari masyarakat sekitar juga memberikan dukungan kepada seluruh penghuni perumahan. 

"Warga di sini itu mudah bergaul dengan teman-teman difabel dan bisa menyesuaikan diri," imbuhnya. 

Hal senada disampaikan penyandang tunanetra, Mustofa. Menurutnya fasilitas lingkungan yang ramah terhadap difabel membuat akses maupun interaksi ke tetangga lebih mudah. 

"Kalau ke tetangga itu ada tandanya semua, jadi lebih enak," imbuhnya. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »